Idul Adha telah usai 23 jam yang lalu, tapi suasananya masih terasa di rumah karena masih banyak aroma khas daging yang beragam.
Saat menulis blog ini, masih dalam suasana Idul Adha. Dimulai dengan mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha. Mohon maaf atas semua tulisan saya di blog ini, atau di media sosial lain, baik yang alay, menyinggung, atau membuat kalian depresi.
Liburan dan Kampus yang Sepi
Saya masih libur, bahkan selamanya - maklum saya sudah lulus 2 Juli lalu melalui sidang skripsi yang menegangkan (S.Kom.I, coy!,apasi). Tapi karena harus mengurus pendaftaran wisuda, terpaksa saya ke kampus lagi. Sampai di kampus, ternyata sepi sekali, kayaknya semua mahasiswa masih setia dengan kambing di rumah. Sepi abisss. Tempat yang dituju adalah ruang TU, karena di sana ada dua orang abang dan bapak yang setia mengurus segala keperluan kuliah saya (terima kasih Pak Nasir dan Abang Qirom).
Pertemuan dengan Teman dan Obrolan Masa Depan
Begitu sampai di kampus, saya bertemu teman, yang mana teman ini adalah hacker masa depan saya. Dia sudah meretas situs-situs harapan dan mimpi saya. Semua yang saya rencanakan hampir sudah dia ketahui. Mulai dari meretas diary, tulisan di dinding kosan, sampai wawancara tidak terpimpin.
Setelah berbincang-bincang, dia berkata, "Kamu itu menurut saya tipe orang yang cocoknya nikah muda." (Saya langsung bilang dalam hati, Oh men, calonnya aja belum ada...). Dia melihat saya bisa bekerja multifungsi, atau maksudnya multi talent. Hobi saya yang banyak itu, bisa membiayai hidup saya ke depan, apalagi penghasilan saya sudah lumayan bisa membiayai hidup dua orang (maksudnya istri).
Maksud pembicaraan dia mengarah pada keahlian yang saya miliki. Padahal, apalah artinya saya yang hanya sedikit menguasai ilmu public speaking, ngemce kadang seminggu cuma 2 kali, ngisi acara seminar/talkshow juga belum jelas, dan katanya keahlian saya merancang busana membuat saya mudah dapetin duit "tinggal nikah terus beli mesin jahit satu unit - idup deh tuh bini". Tapi sebenarnya dari sekian keahlian saya, ada satu hal yang bikin saya pede buat menata masa depan - yaaa.. nulis bro.
Saya rasa, nulis bukan hanya sekedar hobi, tapi kehidupan. Bayangkan, ketika nikah - tidak usah kerja keluar rumah, tinggal duduk manis di kamar sama bini sambil ngeteh terus nulis buku. Beeuh.. asyikk kan? Kantor kita di rumah broo!
Motivasi Baru dan Cita-Cita Masa Depan
Mendengar semua ucapan dari kawan saya ini, saya speechless, takjub, sekaligus termotivasi. Bukan termotivasi untuk segera nikah minggu depan loh ya, sekali lagi saya tegaskan: calonnya aja belum muncul...
Padahal selama ini saya ngerasa hanya bisa fokus pada satu pekerjaan. Tapi nyatanya tidak, dan saya menyadari itu sekarang. Misalnya, saya suka beli bahan/kain dan acak-acak buat baju/celana sendiri, tetap kuliah sambil nulis dengan wifi gratis, kadang kalau bete ya ngelukis atau ngedesain model baru, ngurusin komunitas dan ngisi-ngisi sarasehan, ngurus induk kucing sekaligus nemenin anak kucing yang lagi main, dan banyak hal yang baru saya sadari sekarang.
Ehem, sekali lagi - saya sih tidak ngotot pada bagian nikah mudanya. Tapi yang bikin saya semangat adalah ketika dia bilang hobi saya yang banyak itu (termasuk merancang busana) bisa membiayai hidup saya kedepannya. That's awesome!! Itu adalah cita-cita saya dari pertama kenal SMK 3 6 tahun yang lalu.
Juga kalimat dia bahwa saya bisa terus merancang busana sambil lanjutin kuliah di luar negeri adalah sebuah motivasi untuk terus optimis dapet beasiswa ke luar negeri. Yaa.. walau jurusan kuliah saya sekarang berseberangan - tapi tidak mematahkan semangat jiwa desainer, uhuy..
Dan untuk cita-cita saya tentang tulisan, dulu saya berkeinginan bertemu SBY dengan tulisan saya. Tapi berhubung Pak SBY sudah tidak jadi presiden, terpaksa saya berubah haluan - "saya pengen ketemu Jokowi dengan tulisan saya", amin.
Penutup
Cari ilmu dulu yang banyak ah biar berguna, urusan jodoh bisa lah
Posting Komentar untuk "Catatanku : Kamu cocoknya nikah muda,katanya."