Catatanku : Sayang, segeralah pulang.

 

Sayangku,

Di malam yang sunyi ini, aku kembali menumpahkan rinduku dalam goresan pena. Lama tak menulis untukmu, bukan berarti aku melupakanmu. Hanya saja, belakangan pikiranku diliputi oleh hal-hal yang tak ingin aku bagikan.

Kau tahu aku ini mudah baper, dan saat ini tingkat perasaanku sedang berada di puncak. Aku ingin menceritakan sebuah rahasia padamu, tapi aku tak ingin kau merasakan kegelisahan yang sama.

Percayalah, aku akan baik-baik saja. Aku akan mengikuti nasihatmu, "jalani dan terus nikmati, bukan diratapi tapi dipelajari."

Semua yang kulakukan adalah untuk menyenangkan orang lain. Aku tak ingin dibenci, aku ingin membantu. Aku ingin menjadi pahlawan, penolong. Mungkin bodoh, tapi itulah aku.

Tapi tahukah kamu? Di balik semua itu, aku menunggumu dengan rindu yang menggebu. Aku merindukan sosok yang bisa menopang kerapuhan diriku, yang bisa memberikan ketenangan hanya dengan tatapan matanya.

Ketiadaanmu selama ini membawa banyak perubahan. Aku harus mengambil keputusan penting dalam hidupku sendirian. Aku dilanda ketakutan, takut salah langkah dan menyesal di kemudian hari.

Setiap malam, tubuhku gemetar. Rasa panas dingin melanda, padahal aku tak sakit. Anehnya, aku sering berteriak di balik bantal dan menonton video lucu untuk mengalihkan perhatian.

Aku berusaha kuat, tegar, dan selalu tersenyum. Aku ingin menunjukkan diriku yang terbaik, yang positif, dan penuh kebijaksanaan.

Tapi, semua itu sia-sia. Tubuhku masih terasa hampa, ada yang hilang. Bahkan, rasa sakit mulai menjalar di kepalaku.

Aku sadar, aku membutuhkanmu. Ya, kamu. Berjanjilah untuk tidak meninggalkanku dalam waktu lama.

Ingatlah selalu janji itu, di wira garden itu. Janji yang tak boleh dilanggar.

Dengan segenap rindu dan cintaku,

Kekasihmu yang setia

M.Mansyur

Segera kembalilah, aku tak bisa tanpamu.

Posting Komentar untuk "Catatanku : Sayang, segeralah pulang."