Persembahan Cinta Ibu: Luka Tak Terperi untuk Belahan Jiwa
Anakku tercinta,
Seandainya aku bisa memilih, antara memiliki tubuh langsing atau mengandungmu, aku akan memilih mengandungmu tanpa ragu.
Sembilan bulan bagaikan keajaiban, merasakan denyut hidupmu di dalam perutku. Setiap tendanganmu, setiap gerakanmu, bagaikan simfoni alam yang menari di dalam diriku.
Saat kau terlahir, perihnya melahirkan terbayarkan dengan tawa dan tangismu yang memecah dunia. Adzan sang ayah menggema di telingamu, menjadi penanda awal kisahmu di dunia fana ini.
Menyusui di malam hari, merasakan kehangatan tubuh mungilmu di dada, adalah kebahagiaan tiada tara. Tetesan demi tetesan air susu ibu, mengalirkan kasih sayang dan bekal hidup bagimu.
Aku memilih menghabiskan waktu bersamamu, bermain puzzle dan menemanimu bertumbuh, daripada berdiam di ruang rapat yang dingin.
Namun, nak, hidup penuh pilihan. Jika pilihanku membuatmu merasa sepi dan merana, izinkan ibu meminta maaf.
Ketahuilah, nak, ibu sedang berusaha menyusun puzzle kehidupan kita dengan segenap jiwa. Ibu ingin memastikan tak ada satu kepingpun yang hilang, agar kebahagiaan kita selalu utuh.
Percayalah, nak, sepi dan ranamu adalah bagian dari duka ibu. Kau adalah belahan jiwaku, dan cintaku padamu takkan pernah pudar.
Cinta ibu takkan tergantikan oleh apapun. Ibu akan selalu menjagamu, di manapun kau berada.
Anakku, kau adalah harta karun terindah dalam hidup ibu.
Posting Komentar untuk "Puisi : Karena emak sayang mansyur"