Catatanku : LDR? emang kuat?

 

Ah, judulnya saja sudah menunjukkan bahwa aku ini orang yang baperan dan sedikit alay kalau masalah perasaan. (Haha). Ya, memang begitu. Si doi pernah bilang kalau aku terlalu berperasaan dalam mencintai. Harus serius ya? Gak boleh baperan?

Sebenarnya ini lebih ke curhatan kali ya tentang ke-LDR-an saya. Tak terasa sudah setahun lebih saya menjalani hubungan jarak jauh ini.

Kuat? Gak kuat. Sekuat-kuatnya nahan kangen, pasti akhirnya nyesek juga.

Sabar? Enggak. Sesabarsabarnya nunggu kekasih buat bisa ketemu itu adalah sebenar-benarnya PHP. :D

Nyesss.. kenapa saya bilang PHP? Karena di balik perasaan sabar tersimpan pengharapan besar buat bisa ketemu, yang pada akhirnya harapan hanya tinggal harapan.

Tapi, banyak hal yang bisa saya dapatkan dari LDR ini. Ntah ini bisa disebut pelajaran, cobaan, atau justru cuma saya aja yang lagi cari-cari kambing hitam buat bisa terlihat tegar. Huhu.

Tapi yang ini serius, bisa dibilang pelajaran.

Ceritanya ini adalah hubungan pertama kali saya dengan seorang wanita yang paling saya cintai, dan ternyata harus LDR. Saya pernah menjalin hubungan dengan pacar, yang sekarang disebut mantan, dua kali pacaran dan non-LDR. Mau ketemu bisa kapan aja. Pas lagi kangen bisa langsung janjian tempat, waktu, dan akhirnya makan bareng. Selesai.

Laaaah, sekarang..? Gak bisa sebegitu simpelnya.

Contohnya saat lagi kangen buat makan bareng. Saya harus menyusun RTL (rencana tindak lanjut) masa depan. Kudu berencana setahun, dua tahun, atau bertahun-tahun buat bisa makan bareng di tempat dan waktu yang disepakati. Mending kalau beberapa tahun kemudian tempat yang kita agendakan masih ada. Kalau gak ada atau udah tutup, kan kudu ngatur jadwal ulang lagi.

Ah.

Tapi kalau buat begituan sih, saya bisa tahan. (Ditahan-tahanin aja sih).

Yang kadang gak tahan itu adalah waktu temen bilang:

"Sur, besok gua nikah. Dateng ya ma gandengan lo"

Dan bisa lebih gak tahan lagi kalau ada yang bilang:

"Lo hebat banget ya bisa LDR setahunan lebih? Percuma aja pacaran kalau gak ketemu. Gak ada yang merhatiin dan nengok lo kalau lagi sakit, dan nemenin lo kalau lagi sedih."...

Nah, khusus yang ngomong begitu, dengan lantang saya katakan: saya memang hebat, karena wanita saya jauh lebih hebat. Bisa bikin saya kuat dan bertahan. Dan mungkin ini yang disebut cinta... :)

But seriously, pacar saya yang bernama Umi Rojiati itu, benar-benar wanita yang hebat sob. Dia itu udah merubah pandangan saya tentang jarak.

Semua ketakutan saya tentang LDR, sekarang justru berubah jadi sebuah kekuatan.

Kalau mau tau, nih daftar ketakutan-ketakutan saya ketika ada putusan LDR:

  • Saya takut dia menemukan pria yang lebih sip dan nyaman di sana
  • Saya takut dia gak percaya saya dan nganggep saya selingkuh
  • Saya takut gak kuat nahan kangen dan akhirnya putus
  • Saya takut gak bisa diperhatiin karena dia terlalu sibuk
  • Saya takut Dia bosen sama model komunikasi LDR apapun bentuknya. Dan akhirnya putus
  • Daaaaaan banyak banget.

Dan yang paling number wahid adalah:

Sayaa takut gaa kuat liaat temen-temen yang pacaran dan mesra-mesraan depan mata saya, bermanja ria, bersuap ria, bergandeng ria, aaaarghhh.. (Maafkanlah lelakimu ini sayang).

Tapi, sekali lagi dengan penuh bangga saya katakan.

Wanitaku adalah pelipur lara dan ketakutan. Dia benar-benar wanita sehebat yang gak pernah saya bayangkan. Menepis semuanya. Dengan tanpa ia sadari, dengan tanpa ia ajarkan kepada saya bagaimana menghadapi ketakutan itu.

Saya belajar darinya, tentang bagaimana dia menjalani ini semua, dengan tenang dan penuh kesabaran. Juga kepercayaan. Karena saya yakin, dia juga merasakan ketakutan-ketakutan yang saya rasakan.

Satu kata yang tak akan hilang dan lekang "sayang, jalani saja jalani".

Simple. Penuh makna.

Sesederhana sederhananya kalimat, di dalam situasi yang sangat berat. Tidak mudah mengatakan itu disaat rindu dan ketakutan saya yang teramat besar dan buncah. Awalnya saya tak terima, kerinduan dan kehawatiran saya yang begitu besar. Hanya ditanggapi Kau penyebab hatiku gelisah saat rindu setiap saat. Dan kau juga alasan penguatku.

Kau tak pernah lupa doa kita, doa yang kita panjatkan. Untuk selalu dikuatkan dan dipertemukan saat waktu yang tepat.

Sekarang kini merasakan jauh lebih dekat, karena kita selalu bertemu di dalam doa setiap waktu.

Kuatkan dirumu, diriku, diri kita :)

Salam setia,

Lelakimu,

M. Mansyur

Terima kasih atas segala cinta, kesabaran, dan kepercayaanmu. Aku mencintaimu lebih dari kata-kata yang bisa diucapkan.

Posting Komentar untuk "Catatanku : LDR? emang kuat? "